Senin, 23 Mei 2011


Komunikasi Bukan Sekedar Kata-kata

Semua orang pasti pernah berkomunikasi. Mengobrol, menelpon, bersenda gurau, merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk komunikasi antar manusia. Tapi tahukah kita bahwa ternyata masih banyak sekali bentuk komunikasi yang tidak disadari manusia? Jangan kira komunikasi hanya sekedar ngobrol sana sini dan ngomong basa basi. Ternyata, aktifitas-aktifitas fisik yang kita lakukan dapat memberi makna dan menyampaikan pesan-pesan tertentu. Gak percaya? Ikuti terus tulisan ini ;)
Banyak orang menganggap bahwa komunikasi nonverbal sama dengan bahasa tubuh. Anggapan tersebut tidak salah, karena komunikasi nonverbal memang terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas fisik, seperti mengedipkan mata, melambaikan tangan, dan gerakan kepala.  Namun perlu kita ketahui, bahasa tubuh bukanlah satu-satunya bentuk komunikasi nonverbal. Setting komunikasi seperti ruang, waktu, dan pakaian yang dikenakan juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal.
Dalam pergaulan sehari-hari, kita pasti sering menggunakan bahasa tubuh. Tak hanya ketika berkomunikasi dengan orang lain namun juga sebagai bentuk pengekspresian diri. Saat berpidato, seorang orator sering kali menggerak-gerakkan tangan sebagai penekanan terhadap pidato yang disampaikannya. Saat bosan mendengarkan penjelasan dosen di kelas, para mahasiswa ada yang mengetuk-ngetuk meja , bahkan tidur dengan leluasa ;) . Itu berarti, aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh tubuh kita memiliki makna dan memberi pengaruh pada orang lain.
Saat pembuatan makalah komunikasi nonverbal kemarin, aku membuat survey kecil-kecilan tentang makna bahasa tubuh bagi mahasiswa Paramadina, khususnya jurusan Ilmu Komunikasi. Saat itu, ada temanku yang sedang berpangku tangan disudut ruangan kelas. Iseng-iseng aku tanya apa makna berpangku tangan yang sedang ia lakukan. Ia jawab bahwa ia sedang BT alias Bosen Total. Jawabannya memancing pendapat teman-temanku yang lain. Ada yang berpendapat bahwa berpangku tangan berarti sedang berfikir, fokus, melamun, menunggu, dan mengantuk. Menarik! Satu gerakan tubuh saja bisa bermakna ganda. Memang benar kata Knapp dan Hall, isyarat nonverbal jarang memiliki makna denotatif yang tunggal.
Pemaknaan sombol-simbol nonverbal bergantung pada latar belakang orang masing-masing. Masing-masing budaya, daerah, dan negara dapat memiliki pemaknaan berbeda terhadap simbol-simbol nonverbal tertentu. Masyarakat Indonesia terbiasa menganggukan kepala sebagai simbol “Iya” dan menggelengkan kepala sebagai simbol “Tidak”. Sebaliknya, masyarakat India terbiasa menggeleng sebagai simbol “Iya” dan mengangguk sebagai simbol “Tidak”. Makna manakah yang benar? Tentu keduanya benar. Tidak ada standar kebenaran yang pasti tentang bahasa tubuh manusia. Setiap orang memiliki style dan pemaknaan masing-masing terhadap bahasa tubuh yang dilakukan. Tidak ada aturan, apalagi kekangan. Karena itu sampai kapanpun kita menunggu, sampai kemanapun kita mencari, tidak akan ada satu kamuspun yang dapat menerjemahkan bahasa tubuh manusia;)
Kita sering menganggap komunikasi verbal seperti ucapan lebih bermakna daripada bahasa tubuh. Padahal ternyata bahasa tubuh jauh lebih berpengaruh daripada kata-kata yang kita ucapkan. Albert Mahrabian, seorang ahli komunikasi melakukan studi tentang kode-kode nonverbal. Hasil studi tersebut menyebutkan bahwa tingkat kepercayaan orang terhadap pembicaraan adalah 7% bahasa verbal, 38% vokal suara, dan 55% ekspresi muka. Mencengangkan bukan? Ternyata kepercayaan seseorang lebih bergantung pada bahasa tubuh, bukan kalimat verbal yang diucapkan. Pentingnya bahasa tubuh ini sering dilukiskan dengan frase, “Bukan apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia mengatakan” ;)
Pada hakikatnya, baik simbol verbal maupun nonverbal sama-sama penting dalam kegiatan berkomunikasi. Tidak semua pesan dapat disampaikan secara verbal, dan tidak semua pesan dapat disampaikan secara nonverbal pula. Kedua bentuk komunikasi tersebut saling melengkapi agar menghasilkan informasi yang tepat dan akurat sesuai dengan keinginan komunikator dan komunikan. Sebagai pelaku komunikasi, tugas kita adalah menyeimbangkan kedua simbol tersebut agar komunikasi yang kita lakukan dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kesalah pahaman :)

FUNGSI KOMUNIKASI


Wiiliam I. Gorden dalam Deddy Mulyana, (2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:

1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, ..., negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai; anda berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda menganggap anda cerdas; anda merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga mengatakan demikian.


George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan significant others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita.


Selain itu, terdapat apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan Dokter Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap dengan sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.


Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebarm mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak relevan.


Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. 


Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya meliputi keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan.


2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.


4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.


Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.
Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Misal pendapat Onong Effendy (1994), ia berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. 


Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004 dan Effendy, 1994:27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:
• Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.
• Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya .
• Menurunkan warisan social dari generasi ke generasi berikutnya.




KEGUNAAN BELAJAR ILMU KOMUNIKASI

Mengapa kita mempelajari ilmu komunikasi ?Ruben&Steward, (2005:1-8) menyatakan bahwa :
1. komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi.tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial manakala kita berkomunikasi dengan orang lain.Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita ,baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi.Sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
2. komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas komplek.
Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam hal ini ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai kompetensi komunikasi memerlukan understanding dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu perspektif di kehidupan manusia.
3. komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi yang efektif.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya.
4. Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat common sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memilki ketrampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki ketrampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari.
5. komunikasi adalah populer.
Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai popular. Banyak bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesiponal lainnya termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu computer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu social/perileku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain sebagainya.

SUMBER:

1. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya
2. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
3. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing.
4. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
5. Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon
6. Sendjaja,Sasa Djuarsa,1994,Pengantar Komunikasi,Jakarta:Universitas Terbuka.
7. Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.


http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2010/02/fungsi-komunikasi.html

Minggu, 22 Mei 2011

Komunikasi Organisasi


Komunikasi merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan di organisasi yaitu 75%-95% dari seluruh kegiatan organisasi. Dari kegiatan tersebut dapat dirinci 5% untuk menulis, 10% baca, 35% bicara dan 50% mendengar.

Adapun komunikasi tersebut dilakukan dalam kerangka
- 44% untuk komunikasi rutin
- 26% untuk pengembangan sdm antara lain untuk penilaian karyawan, konseling karyawan, training, seleksi, promosi karyawan, dll.
- 19% untuk traditional management seperti pengawasan, memberi instruksi, melapor, dll.
- 11% untuk networking antara lain untuk berkoordinasi dengan bagian lain, mencari informasi pesaing, dll.

Teori peran komunikasi dalam organisasi
1. Fayol's Gangplank Concept - 1949.
Komunikasi dalam organisasi membuat alur pintas agar komunikasi lebih effektif daripada menggunakan komunikasi berdasar struktur.
2. Modern Perspective - Luthans & Lersen - 1986
Pada dasarnya komunikasi dalam organisasi dapat dipisahkan menjadi dua sumbu, vertikal dan horizontal.

Humanistic interactor:
- Interaksi atasan bawahan tinggi
- Orientasi pada manusia

Mechanistic isolate:
Frekwensi dan intensitas komunikasi kecil hanya pada komunikasi formal.

Informal developer:
- Komunikasi spontan
- AKtivitas pada pengembangan sdm

Formal controlled
- Menggunakan interaksi terjadwal
- Ada aktivitas controlling/monitoring

Bentuk komunikasi dalam organisasi
1. Management Information System
Misalnya: dengan menggunakan computer, data, informasi.
2. Telecomunication
Komunikasi dengan peralatan yang mana komunikator dan komunikan tidak berhadapan langsung.
Misalnya: telepon, TV, e-mail, voice messaging, electronic bulletin board.
3. Non verbal communication
Pralinguistic, proxemics, kinesics, chronemics, olfaksi, tactile, artifactual.
4. Interpersonal communication
Komunikasi yang terjadi antar individu.
5. The organizational communication process
- instruksi atau komando
- laporan, pertanyaan, permintaan
- subsgroup dengan subsgroups
- staff

Bentuk komunikasi berdasar struktur organisasi
1. Superior - subordinate communication
Disebut juga downward communication yaitu komunikatornya adalah atasan dan komunikasinya adalah bawahannya.
Katz & Kahn menyebutkan 5 bentuk komunikasi downward, yaitu:
a. memberi tugas rinci - job instruction
b. memberi informasi tentang prosedur organisasi dan latihan-latihan.
c. memberi informasi tentang rastionale of the job yaitu alasan mengapa tugas tersebut harus dilakukan
d. memberi tahu tentang kinerja anak buah
e. memberi informasi tentang ideologi organisasi (visi, misi) untuk memudahkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Media yang digunakan adalah media tulis, media lesan, interaktif.

2. Subordinate - initiated communication
Disebut juga dengan upward communication yaitu komunikasi yang terjadi dari bawahan ke atasannya.
Adapun bentuknya adalah:
a. Informasi pribadi tentang gagasan, sikap, peampilan kerja.
b. Informasi feedback tentang performance teknis, beberapa informasi penting lainnya.

3. Interactive communication
Komunikasi yang terjadi pada karyawan yang selevel.

Bentuknya adalah
a. Task coordination
b. Problem solving
c. Information sharing
d. Conflict Resolution

Beberapa faktor pada struktur organisasi yang berpengaruh pada pola komunikasi antara lain
a. ukuran
b. sentralisasi - desentralisasi
c. degrees of uncertainity


RAGAM TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI


Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:


(1) komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.


(2) komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.


(3) komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.


(4) komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52).


(5) komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.


Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini.

Kamis, 19 Mei 2011

APA ITU BLOG?

Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.

Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan kemauan para pembuatnya atau para Blogger. Blog yang pada mulanya merupakan "catatan perjalanan" seseorang di Internet, yaitu link ke website yang dikunjungi dan dianggap menarik, kemudian menjadi jauh lebih menarik daripada sebuah daftar link. Hal ini disebabkan karena para Blogger biasanya juga tidak lupa menyematkan komentar-komentar "cerdas" mereka, pendapat-pendapat pribadi dan bahkan mengekspresikan sarkasme mereka pada link yang mereka buat.

Dari komentar-komentar tadi biasanya Blog kemudian menjadi jendela yang memungkinkan kita "mengintip" isi kepala dan kehidupan sehari-hari dari penciptanya. Blog adalah cara mudah untuk mengenal kepribadian seseorang Blogger. Topik-topik apa yang dia sukai dan tidak dia sukai, apa yang dia pikirkan terhadap link-link yang dia pilih, apa tanggapannya pada suatu isu. Seluruhnya biasanya tergambar jelas dari Blog-nya. Karena itu Blog bersifat sangat personal. Roger Yim, seorang kolumnis San Francisco Gate pada artikelnya di Februari 2001, menuliskan bahwa sebuah Blog adalah persilangan antara diary seseorang dan daftar link di Internet. Sedang Scott Rosenberg dalam kolomnya di majalah online Salon pada May 1999 menyimpulkan bahwa Blog berada pada batasan website yang lebih bernyawa daripada sekedar kumpulan link tapi kurang instrospektif dari sekedar sebuah diary yang disimpan di internet.

Perkembangan lain dari Blog yaitu ketika kemudian Blog bahkan tidak lagi memuat link-link tapi hanya berupa tulisan tentang apa yang seorang Blogger pikirkan, rasakan, hingga apa yang dia lakukan sehari-hari. Blog kemudian juga menjadi Diary Online yang berada di Internet. Satu-satunya hal yang membedakan Blog dari Diary atau Jurnal yang biasa kita miliki adalah bahwa Blog dibuat untuk dibaca orang lain. Para Blogger dengan sengaja mendesain Blog-nya dan isinya untuk dinikmati orang lain.


Rabu, 18 Mei 2011

Media Percepatan dan Peningkatan Kecepatan File Sehari-hari

  • Prest-o! Change-o!
  • NoChores.com
  • Talk, Type, Read Email: Mencoba Multitasking
  • Kamu bilang ini Kemajuan? Email membuat a steady drip of Dubious Prose, Bad Jokes and Impatient Requests
Penasaran!!!! Please click here for more details



Selasa, 17 Mei 2011

UAS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

NAMA                          : RINA SUSANTI
NIM                              : 0971510656
Mata Kuliah                : KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
DOSEN                         : MARHAENI FAJAR KURNIAWATI
SIFAT UJIAN                : TAKE HOME EXAM




1.   Bagaimana anda mengamati di tempat anda bekerja terjadinya proses komunikasi antarbudaya. Hambatan apa yang sering dialami oleh orang-orang yang terlibat di dalam proses komunikasi tersebut. Jelaskan dalam bentuk kasus yang real terjadi di tempat anda bekerja. Tampilkan pula dalam bentuk foto ( foto mohon ditempel).

Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri dan karakter tersendiri dalam mengaktualisasikan perilakunya dalam berkomunikasi, juga pada saat melakukan hubungan sosial dengan orang lain, baik itu dalam posisi sebagai komunikator ataupun sebagai komunikan. Adapun segala bentuk ciri khas dan karakter yang dimiliki oleh setiap individu pada dasarnya dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang dimiliki, yang merupakan kebiasaan dan adat istiadat yang diperoleh secara turun menurun, dan juga dari faktor lingkungan wilayah di mana ia berada. Latar belakang budaya itulah yang akan mempengaruhi segala macam tingkah laku individu, bentuk pengetahuan, persepsi, dan interpretasinya untuk berkomunikasi di dalam kontak dengan orang lain. Untuk itu hal yang mendasar dalam menentukan perilaku individu pada saat berkomunikasi adalah latar belakang budaya yang mereka miliki. Dengan adanya latar belakang tersebut seseorang akan mencerminkan ciri khas dan karakteristik perilaku komunikasinya serta dapat mengaktualisasikan kemampuannya dalam menyampaikan dan memahami makna pesan yang muncul.

Kita menyadari bahwa setiap komunikasi memiliki ciri khasnya masing-masing. Bahkan seringkali saling bertolak belakang. XXX  Indonesia berdiri sejak tahun 1998. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan yang dipimpin oleh Mr. AAA seorang warga negara Inggris dan para pegawainya berasal dari daerah atau etnis yang berbeda-beda di antaranya adalah Jawa, Betawi, Tionghoa, Batak  dan juga ekspatriat dari Inggris dan Australia.

Para ekspatriat ini bekerja sebagai konsultan keuangan yang menjadi ujung tombak perusahaan dan mereka cenderung menghabiskan hampir 80% dari waktu mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu mereka memerlukan kerja sama yang baik antara pimpinan dan karyawan serta sesama karyawan untuk mencapai tujuan dan keberhasilan mengembangkan perusahaan.

Dalam berinteraksi atau melakukan aktivitas sehari-hari, para karyawan pasti akan melakukan kontak dan berkomunikasi dengan karyawan lainnya. Dengan budaya yang berbeda itulah tidak menutup kemungkinan akan timbul kesalahpahaman yang akan mengakibatkan timbulnya suatu konflik atau hambatan yang terjadi antar sesama pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Adapun hal-hal yang menjadi faktor penghambat komunikasi antarbudaya menurut DeVito adalah:
1.      Mengabaikan perbedaan antara anda dan kelompok yang secara kultural berbeda.
2.      Mengabaikan perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda.
3.      Mengabaikan perbedaan dalam makna (arti).
4.      Melanggar adat kebiasaan kultural.
5.      Menilai perbedaan secara negatif.

Sedangkan faktor-faktor penghambat lainnya adalah:
1.       Streotipe
Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstreotipan, yakni ”mengeneralisasikan orang-orang berdasarkan keanggotan kelompok. Menurut Samovar dan Poter streotipe adalah persepsi atau kepercayaan yang dianut mengenai kelompok-kelompok atau individu-individ berdasarkan pendapat dan sikap yang lebih dulu terbentu.

2.       Etnosentrisme
Merupakan paham di mana para penganut  suatu kebudayaan atau suatu kelompok suku bangsa selalu merasa lebih superior daripada kelompok lain di luar mereka. Etnosentrisme sangat berpengaruh dalam komunikasi antarbudaya, misalnya meningkatkan kecenderungan untuk memilih dengan siapa anda berkomunikasi.

3.       Prejudice atau prasangka
Prasangka adalah apa yang dalam pemikiran kita terhadap individu dan kelompok lain seperti dalam hubungan ras dan etnis atau melalui media massa yang populer. Prasangka memiliki kecenderungan bersifat negatif terhadap kelompok atau hal-hal khusus. Prasangka menjadi fokus karena pandangan yang negatif yang diiringi oleh adanya pemisahan yang tegas antara perasaan kelompok sendiri dan perasaan kelompok lain.

Dari ketiga hal tersebut diatas yang secara potensial menjadi hambatan dan konflik bagi setiap orang atau kelompok lainnya apabila ia melakukan aktivitas komunikasi dalam interaksi dengan orang lain yang berbeda latar belakang budayanya, oleh karena itu perlu juga dipahami secara mendalam bagaimana streotipe, etnosentrisme, dan prasangka oleh kelompok orang atau orang lain yang berbeda etnis, suku sesuai dengan latar belakang budaya yang mereka miliki, sehingga dengan adanya pemahaman tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan proses interaksi.

Contoh kasus:
·    Seperti Ibu MC yang asli orang Jawa menggunakan bahasa daerah pada saat dia menyuruh atau berkomentar atas suatu hal yang tentunya kadang tidak dimengerti oleh bawahannya yang bernama VN yang asli orang Batak. Tentunya VN tidak mengerti oleh bahasa Ibu MC. Kadang secara Spontan Ibu MC mengatakan dalam bahasa Jawa ”yo wes sakarepmu” dengan nada yang tidak enak yang artinya ”ya sudahlah sesuka hatimu” sehingga sering membuat VN berwajah tidak enak setelah menghadap Ibu MC.

·    Mince adalah manager keuangan dan dia berasal dari etnis Tionghoa. Sebenarnya Mince tidak punya prasangka dari dirinya sendiri. Tapi dia pernah mendengar bahwa karyawan etnis lain sering berkata yang tidak sesuai dengan hati mereka. Jadi seperti bermuka dua. Tapi Mince tidak mau menjustifikasi semua karyawan seperti itu. Mereka juga mungkin punya prasangka yang negatif terhadap etnis Tionghoa. Tapi Mince yakin, kalau dia punya prasangka yang baik, pasti karyawan etnis lain juga akan bersikap hal yang sama. Makanya dia berprinsip lebih baik kita menjauhi prasangka-prasangka yang negatif, karena itu tidak baik bagi kesehatan dan dirinya.

·    Hambatan dalam etnosentrisme juga terjadi pada saat saya sebagai pekerja lokal mengerjakan pekerjaan laporan keuangan yang penting untuk dipublikasikan. Saya merasa karyawan ekspatriat tersebut bekerja disini tapi sifatnya hanya membantu saja, tetap yang etnis lokal seperti saya yang memegang peranan lebih penting daripada mereka karena kita lebih tau tentang keadaan laporan keuangan yang akan dipublikasikan. Dan juga lebih menguasai pasar dalam negeri.

·    Ibu FM adalah etnis betawi, dia memiliki prasangka bahwa Mince karyawan etnis Tionghoa tidak disukai oleh karyawan etnis yang lain. Ditambah stereotip-stereotip yang melekat pada etnis Tionghoa salah satunya etnis Tionghoa di cap ”pelit” atau perhitungan tentang urusan uang sehingga Ibu FM sungkan untuk berkomunikasi dengan Ibu Mince. Namun di dalam hatinya, beliau ingin berinteraksi dengan Ibu Mince.

2.   Ada tiga unsur sosio budaya yaitu a. Sistem-sistem kepercayaan, nilai, Sikap  b. Pandangan dunia dan c. Organisasi sosial. Pertanyaannya  Bagaimana perusahaan tempat anda bekerja memelihara budaya dengan memberi tahu karyawan-karyawan barunya apa yang telah terjadi, apa yang penting, dan apa yang harus diketahui seseorang sebagai anggota budaya. Jelaskan dalam bentuk kasus di kantor tempat anda bekerja.

Di XXX tempat saya bekerja dalam memberitahukaan tentang unsur sosio budaya adalah sebagai berikut:
a)       Sistem-sistem kepercayaan, nilai, sikap
Pada waktu menjadi sponsor pada suatu acara "Olahraga" yang memiliki perbedaan budaya dan kebiasaan dari karyawan-karyawan lokal. Karena dalam hal ini tidak ada hal yang benar atau hal yang salah sejauh hal-hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan, nilai dan sikap individual masing-masing karyawan. MR. AAA sebagai pemimpin perusahaan akan menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan ini adalah tidak hanya untuk membuang uang saja tetapi bertujuan untuk pemasaran yang bertujuan mendapatkan relasi sebanyak-banyaknya dari hasil acara tersebut.

Kepercayaan dan nilai memberikan kontribusi bagi pengembangan dan isi sikap. Contohnya: Karyawan mendefinisikan sikap sebagai suatu kecenderungan yang diperoleh dengan cara belajar untuk merespons suatu objek secara konsisten. Sikap itu dipelajari dalam suatu konteks budaya. Seperti pada saat seorang karyawan baru diminta untuk menginput data kedalam sistem, data tersebut berisikan tentang biodata seperti nama, alamat, dan juga nomor rekening serta data rahasia lainnya. Pada saat karyawan baru tersebut terlibat dalam percakapan dengan orang lain, misalnya seorang sales, ia akan dengan sangat berhati-hati dalam berbicara, jangan sampai ada informasi mengenai pelanggan yang dapat diperoleh oleh pegawai sales tersebut karena dapat digunakan untuk kepentingan sales tersebut.

b)     Pandangan Dunia (World View)
Berkaitan dengan orientasi suatu budaya terhadap hal-hal seperti Tuhan, kemanusiaan, alam, dan masalah-masalah filosofis lainnya yang berkenaan dengan konsep MAHLUK. Pandangan dunia sangat mempengaruhi budaya dan membantu manusia untuk memposisikan diri dengan alam.

Contohnya: Mince adalah seorang etnis Tionghoa yang juga beragama Katolik, dia mempunyai suatu pandangan dunia yang berbeda dengan seorang muslim seperti Ibu MC yang berasal dari etnis Jawa. Selain itu Mince dan Ibu MC mempunyai kepercayaan yang kuat bahwa manusia itu berkuasa dan terpisah dari alam.

Pandangan dunia sangat mempengaruhi budaya. Yang sering sekali tampak nyata dan tidak diperhatikan seperti berpakaian, isyarat dan perbendaharaan kata. Seperti misalnya cara berpakaian.

Dalam hal ini penting sekali dan harus diketahui oleh karyawan baru bahwa cara berpakaian harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana mereka bekerja untuk menghindari salah kostum.

c)      Organisasi Sosial
Cara bagaimana suatu budaya mengorganisasikan dirinya dan lembaga-lembaganya mempengaruhi bagaimana anggota-anggota budaya mempersepsi dunia dan bagaimana mereka berkomunikasi.

Contohnya: di perusahaan tempat saya bekerja, untuk membimbing karyawan baru adalah dengan memberitahukan kepadanya cara berbicara dengan ekspatriat adalah dengan menggunakan bahasa asing yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak dan memperhatikan gaya bicaranya untuk menghindari persepsi yang negatif.

Selain itu seperti Ibu Z sebagai seorang manajer memberi tahu anggota-anggota barunya apa yang harus dilakukan dalam mengerjakan tugasnya, bagaimana cara untuk mendahulukan pekerjaan yang lebih penting terlebih dahulu. Ibu Z juga akan mengajarkan suatu cara khusus dalam hal melakukan pekerjaan yang sesuai dengan standar perusahaan.


3.   Bagaimana anda dapat menerapkan kaidah emas simpati dan empati di perusahaan tempat anda bekerja.

Dalam menerapkan kaidah emas simpati dan empati adalah kita harus menyadari semua perbedaan dalam berkomunikasi idealnya dapat diminimalisir dengan adanya sikap mau membuka diri. Dengan menerima bahwa nilai-nilai budaya itu bersifat relatif, tidak ada yang terbaik bagi semua orang dan memiliki sifat terbuka diharapkan menjadi modal awal dalam berkomunikasi antarbudaya.

Hal tersebut dirasakan oleh karyawan di XXX, namun bukan menjadi alasan untuk kita membuka diri dan belajar hal positif dari kebudayaan lain. Karena hambatan dan gangguan seperti adanya prasangka, stereotip ataupun sikap etnosentrisme dapat sedikit demi sedikit di minimalisasir dengan adanya sikap terbuka, saling menghargai dan menghormati serta mau belajar hal baru.

Dengan banyak membaca, bergaul dan memperluas wawasan kita, sikap-sikap yang kurang baik tadi dapat kita hindari.

Tidak hanya sampai disini, hubungan yang harmonis juga akan berpengaruh dengan kinerja kita di kantor dan pada akhirnya akan berpengaruh dengan citra serta prestasi perusahaan baik secara internal maupun eksternal.

Beberapa contoh dalam menerapkan kaidah emas simpati dan empati misalnya, kita dapat melakukan pekerjaan bersama-sama secara terorganisir, dengan dapat merasakan didalam pekerjaan yang kita lakukan itu adalah satu tim. Jika salah satu anggota tim tersebut tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik maka akan berpengaruh kepada anggota tim yang lain, dan akan mempengaruhi tim secara keseluruhan. Oleh karena itu kita dapat memposisikan diri dengan kondisi seperti itu, sehingga kita dapat terpacu untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab kita dengan sebaik mungkin, karena tidak ingin keadaan itu terjadi kepada kita.

Selain itu saling hormat dan saling menghargai sesama anggota lain tentu juga diperlukan, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Makna dari apa yang kita sampaikan agar pihak lain dapat memahami pesan yang diterima, dan tentunya dengan sikap rendah hati.

Dengan memiliki rasa empati yang tinggi, diharapkan dapat meminimalisir ancaman kegagalan dalam berkomunikasi antar budaya, yang memiliki asumsi bahwa semua orang adalah sama dalam segala hal: ingin memperoleh kesenangan, keselamatan, keberhasilan, kenyamanan dan sebagainya. Dengan kata lain, kalau kita melakukan suatu tindakan, kita harus selalu ingat, kalau kita tidak suka dipermalukan, maka orang lain pun juga sama.

4.    Jelaskan kerugian strategi komunikasi simpati bila diaplikasikan dengan tempat anda bekerja, jelaskan masing-masing point dalam bentuk kasus yang sering terjadi di kantor. Bagaimana anda mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut, jelaskan masing-masing point.

·    Simpati tidak peka pada perbedaan, kita suka terjebak dalam situasi dimana orang berpikir dan berbeda dengan kita, misal budaya, etnis, status sosial, ekonomi, pekerjaan, politik dll.

Contoh kasus: Saya berasal dari etnis Jawa dan hanya mau berinteraksi dekat dengan orang-orang yang juga berasal dari etnis Jawa. Walaupun saya berusaha keras untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berasal dari satu etnis dengan saya, namun sering kali saya juga terjebak dalam situasi komunikasi dimana terjadi perbedaan prinsip dengan orang lain. Misalnya saja ketika Ibu MC yang juga berasal dari etnis Jawa merasa berbeda pendapat dengan saya. Dengan situasi seperti ini, cenderung tidak cermat dan dapat menghambat komunikasi yang efektif. Oleh karena itu saya berusaha untuk tidak berpikir berbeda sehingga komunikasi akan berjalan dengan lebih efektif.

·    Simpati bersifat menggurui, pengalaman kita adalah ukuran terbaik untuk menilai dirinya. Orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda  mungkin merasa pikiran dan perasaan mereka direndahkan.

Contoh kasus: Ibu Z adalah seorang manager dari bagian data entry. Beliau merasa sangat berpengalaman dan lebih baik dalam segala hal, sehingga jika ada suatu pekerjaan yang tidak benar sering menyalahkan bawahannya. Cara mengatasi kasus ini adalah seharusnya Ibu Z dapat bersikap lebih bijaksana apabila terjadi permasalahan dalam suatu pekerjaan dan hendaklah dibicarakan dengan baik, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dan akurat.

·    Berhadapan dengan perbedaan simpati melahirkan sikap defensif.  Jika kita merasa pandangan dunia kita yang berbeda diabaikan atau dipandang rendah oleh orang lain, kita akan bersikap defensif untuk melindungi.

Contoh kasus: Ibu W adalah seorang HRD Manager di XXX, beliau membicarakan bahwa divisi Ibu Z sudah mendapatkan bonus dan naik gaji, sedangkan divisi Ibu MC belum mendapatkannya. Maka untuk menghindari konflik Ibu Z akan mengomentari pernyataan Ibu W dengan anggukan kepala atau kata iya saja kepada Ibu W dibandingkan dengan sikap emosi atau pernyataan yang bersifat provokasi.

·    Simpati melestarikan asumsi kesamaan, kita cenderung mengabaikan perbedaan dan mengutamakan kesamaan yang diperlukan untuk strategi kita.

Contoh kasus: Saya dan Ibu MC adalah orang yang berbeda keyakinan dalam hal prinsip mengerjakan suatu pekerjaaan, sering kali cara saya akan bertolak belakang dengan cara yang digunakan oleh Ibu MC, namun dengan hasil akhir yang relatif sama. Namun hal ini tidak menjadi halangan untuk kami dalam bekerjasama, asalkan adanya rasa saling pengertian serta menghargai satu sama lain.

5.   Apa perbedaan antara sinyal dengan simbol? penggunaan  lambang-lambang dalam proses Komunikasi Antar Budaya  dapat ditinjau dari segi: proses-proses verbal dan proses-proses non verbal. Jelaskan proses-proses tersebut kemudian aplikasikan dalam sebuah kegiatan atau program kerja yang telah dilaksanakan dikantor anda.

Sinyal dan simbol adalah sesuatu hal yang tidak berbeda. Simbol menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah lambang sedangkan sinyal adalah tanda isyarat (lampu merah, bunyi, larangan parkir, dsb).

·    Proses-Proses Bahasa Verbal
      Proses-proses verbal yang terjadi tidak hanya meliputi bagaiman karyawan lokal berbicara dengan ekspatriat namun juga kegiatan-kegiatan internal berpikir dan pengembangan makna bagi kata-kata yang digunakan.

Contohnya: ketika seorang karyawan ditegur oleh atasannya seorang ekspatriat, ia diharuskan menjawab dengan menggunakan bahasa inggris dengan baik, namum adakalanya karyawan tersebut lupa dan menjawab sekedarnya menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa lokal sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan baru karena perbedaan bahasa.

·    Proses-Proses Bahasa Nonverbal
      Proses-proses verbal merupakan alat utama untuk pertukaran pikiran dan gagasan, namun proses-proses ini sering dapat diganti oleh proses-proses nonverbal.
v     Perilaku nonverbal
         Cium pipi kanan dan pipi kiri merupakan suatu hal yang biasa dalam hal pergaulan di perusahaan tempat saya bekerja untuk mengucapkan Selamat Ulang Tahun bagi ekspatriat. Contoh lain misalnya bagi yang muslim seperti Ibu G tidak bersentuhan (berpegangan tangan dengan lawan jenis) di tempat umum.

Selain itu kita sering menganjungkan jempol untuk memberikan respon kepada teman kita bahwa pekerjaan sudah selesai dan juga mengganggukan kepala kita yang artinya kita mengerti/setuju.

v     Konsep waktu
         Waktu merupakan komponen budaya yang penting. Terdapat banyak perbedaan mengenai konsep ini.

Contohnya: untuk manajemen waktu, seringkali karyawan lokal menggunakan waktu mereka untuk hal-hal yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan, pada saat dikejar tenggat waktu pekerjaan barulah mereka bersungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaan tersebut. Hal ini sangat bertolak belakang dengan karyawan ekspatriat yang selalu membagi waktu mereka dalam mengerjakan setiap pekerjaan sehingga pada saat tenggat waktu sudah dekat mereka sudah bisa mempersiapkan hasilnya.

v     Penggunaan Ruang
         Cara orang menggunakan ruang sebagai bagian dalam komunikasi antarbudaya persona disebut proksemika (proxemics). Proksemika tidak hanya meliputi jarak antara orang-orang yang terlibat dalam percakapan, tetapi juga orientasi fisik mereka.

Contohnya: Seorang ekspatriat yang bekerja lebih senang duduk berhadapan muka dengan rekan kerjanya. Mereka jarang duduk bersebelahan. Hal ini diperlukan agar mereka bisa saling berdiskusi sambil menatap mata. Selain itu seorang bawahan berbicara dengan atasannya seperti Ibu MC yang duduk dibelakang meja sambil berbicara dengan VN yang berdiri, ini menunjukkan hubungan antara atasan-bawahan, karena orang yang duduk itu adalah atasannya.

Pengaturan posisi meja kerja juga berbeda, misal untuk karyawan lokal lebih senang untuk bersandar ke dinding dan menyebabkan meja kerja mereka saling berjauhan, sedangkan karyawan ekspatriat lebih senang untuk berkumpul di tengah ruangan menggunakan meja yang saling berhadapan sehingga dapat langsung berkomunikasi dan berdiskusi secara langsung.

#######

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Dadan, Komunikasi Antarbudaya, Jakarta: Jala Permata, 2007.
DeVito, Joseph A., Komunikasi Antar Manusia, Jakarta: Professional Books, 1997.
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Mulyana, Dedy & Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan kesepuluh, 2004.
Liliwei, Alo, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar, 2002.


Internet :
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php